Jumat, 16 Maret 2018

Dunia Jurnalistik Sebagai Pelurus Bangsa dan Peluang Kerja Mahasiswa



Unisma-Fenomena, kehadiran Evi Rachmawati Wartawan Kompas di gedung Usman Mansur, Universitas Islam Malang UNISMA, Fakutas Kaguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP, Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia PBSI (16/03/18) yang dibuka dari pukul 08:00-Selesai, dalam kuliah tamu yang di selenggarakan oleh mahasiswa prodi PBSI semester IV yang mengampu mata kuliah praktik jurnalistik, yang bertajuk kuliah tamu dengan tema “Jurnalistik Zaman Now”, kegiatan ini memberikan edukasi segar untuk mendalami jurnalistik. Memperluas cakrawala tentang jurnalistik pada zaman sekarang.
Kegiatan kuliah tamu jurnalistik juga dihadiri oleh Dekan FKIP Dr. Hasan Busri M,Pd bersama dengan dosen-dosen PBSI lainnya. Dengan sambutan hangat kepada Evi Rachmawati kepada pemateri sekaligus pembukaan kuliah tamu, memberikan salam hangat dan mengapresiasi dengan kegiatan yang dilakukan mahasiswa PBSI dengan adanya kegiatan ini khususnya di jurnalistik, dengan ini “bangsa bisa diluruskan melalui pena jurnalis” ucap dalam sambutanya.
Pada kegiatan ini panitia yang menyelenggarakan kegiatan ini, membentuk kuliah tamu ini dengan dialog inteaktif, membuka ruang kepada audien bisa bertanya yang tidak dipahami seputar jurnalistik, sehingga pemateri yang telah memaparkan barapa hal hubungan jurnalistik dengan bahasa. Moderator membuka beberapa sesi pertanyaan kepada mahasiswa yang mengikuti kuliah tamu. Termyata ada salah satu penanya yang bukan dari Prodi PBSI, menanyakan “bagaimana cara menyusun pertanyaan kepada narasumber”?, ucap mahasiswa Fakultas Pertanian dengan tegas. Bukan saja mahasiswa yang bertanya ada pun dosen menanyakan tentang “korelasi apa, bagi mahasiswa prodi PBSI jika mendalami jurnalistik, di dunia kerja nanti?” ucap dosen senior yang menjadi tauladan bagi para dosen muda lainya Dr. H. Luluk SAP M,Pd.
Dengan adanya pertanyaan yang dilontarkan oleh audien maka Ibu Evi menjawab dengan cara berasama melalui substansi-substansi pertanyaan yang ditujukan, yang pertama dalam “reportase jurnalis harus persiapan menyusun pertanyaan sebelum melakukan wawancara dengan narasumber”, yang kedua “mahasiswa akan lebih kritis, dalam dunia kampus untuk meningkatkan kualitas akademik, karena di kampus adalah ajang edukasi, sehingga dalam pelajaran empirik pada saat lulus nanti soff skill mahasiswa yang menggeluti dunia tulis menulis akan menjadi kelebihan khusus ”. Ibu Evi dengan tegas menjawab pertanyaan dari audien.
Antusias peserta atau mahasiswa PBSI yang mengikuti kuliah tamu sangat bersenang hati, karena banyak pengetahuan baru dalam dunia jurnakistik. Hingga pada akhir ujung acara mahasiswa tetap duduk mendengarkan apa yang dijelaskan oleh pemateri. Salah satu peserta memberikan pendapat bahwa kuliah tamu ini memberikan pelajaran yang banyak, yang banyak belum diketahui tentang jurnalistik, berharap setiap tahun kegiatan seperti menjadi rutinitas khusus prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, ucap mahasiswa semester IV yang tidak ingin disebut namanya.

Minggu, 17 Desember 2017

Berita Seminar Prodi Bahasa Inggris ESA



Unisma, Fenomena- english student association (asosiasi pelajar bahasa inggris/ESA). Pada hari sabtu tepatnya tanggal 16/12 menggelar acara tahunan yaitu National English Seminar ( seminar nasional bahasa inggris). Dengan tema “Broaden Your Horizons to study Overseas” (memperluas pengetahuan/jaringan anda untuk belajar di luar negeri).
Acara tersebut berlangsung dengan cukup meriah, karena para peserta yang datang tidak hanya berasal dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) saja, melainkan juga terdapat dari luar jurusan tersebut berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga selesai serangkain acara berjalan cukup lancar. Karena kedua pemateri yang menjelaskan dengan gamblang (mudah) tentang kiat-kiat untuk bisa kuliah di luar nergri, dimulai dari jalur pendaftaran serta test soalnya hingga hal yang lain pun, ikut mewarnai seminar pada siang hari ini.
Seminar ini merupakan agenda rutin setiap tahun yang selalu diadakan oleh ESA sebagai bentuk untuk membantu pada mahasiswa yang masih kurang percaya diri akan kemampuannya dalam berbahasa inggris. Untuk kuliah di luar negri, serta sebagai ajang memperkaya pengetahuan tentang tes TOEFL (Test of English as a Foreign Language) sebagai bekal kedepannya. “ jadi sebenarnya acara ini merupakan agenda tahunan di ESA”, dan tujuan di adakannya National Englinsh Seminar ini adalah untuk memperkaya pengetahuan akan TOEFL terhadap para peserta yang mengikutinya.” Ujar Amatul Mughis Mahabbah selaku ketua pelaksana acara tersebut.
Antusias dari para peserta memang cukup dapat diacungi jempol dan hal itu pula lah yang menimbulkan harapan dalam hati Ketua Pelaksana acara tersebut “ sebenarnya mereka semua bisa mas, namun masih ada saja keraguan dalam hati mereka untuk melakukan tindakan tersebut, saya harap dengan adanya acara seperti ini, dapat meningkatkan semangat serta pengetahuan mereka akan TOEFL. Sehingga menambah kepercayaan diri mereka untuk mengikuti ujian test tersebut, terutama mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris” .
Semoga dari ESA dapat dengan rutin tanpa ada halangan apa pun menyelenggarakan acara National English Seminar seperti ini lagi untuk setiap tahunnya, agar semangat serta kepercayaan diri untuk mengikuti Tes TOEFL tersebut tidak redup begitu saja so you can do it! (jadi kamu pasti bisa!) (Iqb).

Minggu, 10 Desember 2017

Kau Lari Dari Hari Yang Menganggap Itu Memberi


foto: khasanah.com

Kau Lari Dari Hari Yang Menganggap Itu Memberi
LPM Fenomena
Alam telah mendung kau yang telah menghilang dari gelapnya malam mencari terang diluar dunia, di mana pun kau berada akan menemukan kegelapan dalam rasa yang sama, jika kau hanya berbahagia dengan cahaya-cahaya bintang-bintang yang menghiasi langit serta malam, kau enggan bermalam merenungkan yang mana kau bahagiakan dari jalan yang kau jalankan, kau lari dari hari-hari yang menjenuhkan, tambah jauh akan menemukan hari yang pasti dengan apa yang kau cari, tanpa kau cakari buku dan bumi untuk kau tanami dengan benih-benih hafalan untuk mencerdaskan dan memperhaluskan perasaan serta teman dan kerabat seperjuangan.
Manusia ketika mencari selalu ingin menemukan kenyamanan dengan apa yang dicarinya, kebosanan yang mereka benci tiada syukur yang diberi, sesuatu yang telah dipilih itu kadang dijadikan masalah banyak sudah manusia belum mengenali siapa dirinya, lari dari dirinya apa yang dirinya harus banggakan, bahkan kadang tak merasakan potensi dirinya, mencari meninggalkan apa yang menjadi dirinya berbeda dengan manusia lain. Lari dari zona yang pada awalnya penuh keindahan saat tak menemukan keindahan itu menganggap perbedaan itu bukan ciptaan Tuhan yang indah. Cara menyikapi yang salah bahwa tidak ada yang lebih indah dari apa yang diperbuat untuk bisa lebih bermakna dengan apa yang dipilihnya.
Mereka mahasiswa yang dipandang hanya ketenaran dan kenyamanan dari organisasi yang digeluti, tanpa ada apa yang ingin mereka perbuat, entah itu karena tugas kuliah yang sangat banyak apa karena faktor diri yang kurang minat gara-gara sudah menjadi mahasiswa yang sudah banyak mengetahui tentang antropologi kampus, atau juga sudah mempunyai banyak baca buku sehingga ingin sekali lari dari kebosanan dalam organisasi di pilih. Mereka hanya lari dari apa yang belum mereka geluti secara serius, sehingga mereka hanya memikirkan apa yang didapatkan dari apa yang telah dijalani disebuah oraganisasi dalam kampus. Sesungguhnya kita beruntung dalam mimbar akademik diajarakan bagaimana kita mempelajari hal yang belum terjadi pada yang akan terjadi nanti. Mahasiswa bukan ahanya sekedar dirinya dapat belajar menemukan sesuatau pelajaran dalam kelas, harus memberanikan diri untuk keluar kelas. Karena sebuah cita-cita dan kebutuhan hidup kita sebagai manusia bukan hanya ada pada satu arah (kelas), jika mau menjadi Idealis jadilah idealis yang memperahlus diri untuk kepentingan keluarga dan kerabat bukan hanya bisa menuikmati dirinya sendiri dengan menemukan apa yang dicari.
Rasa-rasanya sesuatu hal yang dicari tidak akan lebih dengan dengan kita, hukum alam banyak membuktikan hal itu, maka lari dari zona nyaman teman-teman seperjuangan itu salah ketika mereka hanya bisa berdalih dengan ketenangan, hanya merasakan ketidak nyamanan karena tidak merasakan apa yang didapatkan. Bahwa dalam oraganisasi itu mahasiswa bukan hanya menjadi taming pada oraganisasi yang digeluti. Jika bisa menggeluti dan menjadi taming oraganisasi sehingga apresiasi bukan hanya dibicarakan oleh kelompok diir kita sendiri, terutama bukan hanya diri kita sendiri merasa bangga dengan apa yang ada (materialisme). Maka solusi dari kita sebagai mahasiswa di civitas akademika dan fasilitas yang ada dengan sederhana di kampus-kampus dapat dimanfaatkan dengan baik untuk bisa menajdi sebuah lumbung yang akan menghasilkan madu yang manis dan murni, melalui sebuah proses bukan hanya mengeluh dan mersakan apa yang dirasakan dan mendapatkan apa, padahal dalam melakukan banyak hal manusia harus bisa membedakan mana yang memperjuangkan dengan sebuah niat, apakah eksistensi yang menjadikan dirinya menganggap dirinya akan menjadi idealis yang tak egosi. Menurut saya mereka egois dalam melepaskan tanggungjawab sebagai tanggung jawab terkecil dalam media pembelajaran yang berada dalam kampus.
Jika kalian merasakan ketidak nyamanan apa yang ada dalam kepemimpinan saya bahwa diri saya serta merasakan bahasa yang tidak tenang bahwa saya sebagai pimpinan kurang bertanggung jawab hal itu saya memang merasakan bahwa segala perjalanan memiliki problematika semua, entah itu karena kita hanya menggap beruntung akan tetapi ketika saya mengambil keputusan untuk cuti kuliah pada waktu itu sesuatu yang tidak direncanakan bahwa segala keadaan yang memaksa untuk berhenti balajar di mimbar akademik dalam kampus, dan harus dicekoki oleh kehidupan yang ralistis dalam dunia di mana dunia pendidikan hanya sedikit diimplementasikan dalam dunia karja, ruang kelas yang kita belajar bersama dengan dosen yang harum dan mahaiswa yang wangi bagaikan bunga yang berseri-seri, tak memberi banyak hal yang baik ketika keuletan dan keseriusan dalam dunia pekerjaan itu menjadi tolok ukur manusia/saya sebagai mahaiswa. Kelas hanya 25% pembelajaran dalam kelas hanya kepintaran manusia dicita-citakan, kecerdasan kita difungsikan ketika manusia itu bisa memikirkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Bahwa belajar dalam bangku kuliah itu dikarenakan dirinya merasakan ketidak merdekaan dalam dirinya sehingga masih membuhkan mempelajari kehidupan di luar kehidupan yang hari ini dialami, sehingga mempelajari apa yang akan terjadi dihari nanti. Ini sekedar pembahasan yang diberikan untuk kalian yang hanya mampu menyalahkan saya bahwa saya egois dan tidak bertanggungjawab. Bahwa kuliah dengan memikirkan sesuatu hal yang semua akan terjadi itu saya rasakan sangat berat, adalagi bagaimana setiap UAS, pembayaran uang kuliah untuk bisa bersama dengan kalian belajar menjadikan saya harus istirahat sejenak pada masa itu.
Jika kau dapat memahami silahkan kalian interpretasikan sendiri dan mengambil sikap untuk menjelekkan saya, pada semester IV, sebuah kegagalan sebuah misi saya sebagai manusia yang datang ke-Malang bertujuan belajar malah keluar sebentar untuk melakukan cuti. Maka saya rasa jika kau ingin menyalahkan semua pemimpin kau boleh. Serta kaalian sangat bebas dalam memberikan presepsi tentang keadaan yanga ada. Akan tetapi korelasi dari apa yang harus kita koreksi ketika wadah kita dan kita sudah kembali menjadi mahasiswa, kesalahan dan apa yang telah bolong itu ditambal kembali untuk membenahi apa yang terjadi. Hingga nanti tidak hanya menjadi manusia yang hanya mampu memberikan distorsi diri dalam sebuah kebenaran subjektif, untuk melepaskan dari tidak mau membenahi kembali apa yang terjadi. Saya rasa segala yang terjadi ketika manusia masih bisa kembali pada masa di mana yang terjadi itu dapat dibenahi kemabali, untuk bisa membenahi diri. Manusia beruntung ketika kita masih bisa kembali menjejaki arah kaki yang dijalani pada di mana masa itu terjadi ketidak jelasan dalam pejalanan khususnya dalam oragnisasi yang pernah kita tinggali, di luar itu manusia atau mahasisawa, atau kita hal yang beruntung mengembalikan apa yang telah terjadi untuk dibenahi, bukan yang terjadi kita kembali apatis dengan apa yang terjadi karena menganggap bahwa yang terjadi biarlah tanpa gagasan untuk membenahi. Mengaharap sudah terjadi dan yang peduli agar nanti genarasi yang akan membenahi bolong-bolong yang menjadikan kita sukar dalam oraganisasi itu. Yang tersial yang masih ada dalam lumbung akan tetapi mereka tidak dapat menyikapi apa yang terjadi malah mejahui jangan sampai energi baru ini dapat mempengaruhi yang akan terjadi nanti, tidak memahami apa yang harus dilakukan nanti.
Ketika datang kembali bukan membicarakan posisi sebagai apa dalam oragangisasi ini di LPM-Fenomena, jabatan saya sebagai Pimpinan Umum telah tidak ada, namun saya kembali dengan fungsi yang saya bawa sebagai fungsi mahasiswa yang memiliki tujuan belajar, dan kita tidak menutup kemungkinan semuanya datang karena fungsinya untuk belajar. Namun yang salah ketika mahasiswa itu tidak bisa memperhitungkan dan memanfaatkan fungsi sebagai diri awak belajar di perguruan tinggi, sebuah kebobrokan niat mahasiswa yang tak mau mereka menemukan fungsi dan esensi memposisikan mahasiswa. Jika masih ada kesempatan maka ayo berjalan bersama membawa misi yang sama, belajar bersama-sama. Maka agendakan kegiatan kita kembali yang pernah disusun dalam struktural rapat kerja, untuk bisa memanfaatkan wadah belajar kita di Lembaga Pers Mahasiswa. Dengan mengadakan pelatihan, diskusi, serta kegiatan kunjungan.
Sehingga kegiatan yang akan dilakukan adalah cita-cita ketiga Lpm yang ada di kampus kita Unisma untuk melakukan pelatihan bersama, dengan tujuan memberikan stimulus serta membangun rasa keharmonisan antara mahasiswa dan Lpm yang ada di perguruan tinggi di Unisma dan khusus di Lpm Malang Raya. Serta bisa berjejaring dengan PPMI-Kota Malang mencari yang tidak ada dalam kelas, serta yang belum ditemukan dalam Universitas kita semua. Keharmonisan Untuk Merajut Lembaga Pers Mahasiswa Dengan Kemerdekaan Menulis.  Tujuan utama kita sebagai mahasiswa bisa memiliki skill dalam keterampilan menulis terutama dalam bidang kejurnalistik. Namun hal yang diambil dalam apa yang terjadi di masa 2017, telah berlalu, maka pada generasi yang akan datang mampu mebenahi apa yang telah buruk terjadi, untuk kita benahi bersama, sehingga bagi mahasiswa yang ada di luar oraganisasi ini, bisa beroraganisasi dalam kampus dengan proses bisa serius bukan hanya ambisus. Jangan hanya lari dari apa yang telah terjadi jika kau ingin menjadi apa yang dihati untuk menjadi sesuatu yang berarti sehingga oraganisasi yang pilih memberikan apa yang diharapkan dengan serius menjalankan, bukan berharap apa yang terjadi untuk bisa terjadi dengan ambisius yang dibawanya, mereka bisa karena mereka terbiasa dengan keadaan yang tidak meneyenagkan tak nyaman, namun bertahan dengan meraskaan kemerdekaan dalam memberikan tindakan secara signifikan. Jangan hanya lari untuk dapat menemukan, mampukah mengambil hikmah dari keadaan yang terjadi untuk menyikapi dan tidak berhenti menjalani.

RPA UNISMA Mengadakan SEMINAR ADVENTURE Safety Principle To Be Smart Adventure





SEMINAR ADVENTURE
Safety Principle To Be Smart Adventure
Foto:Iqbal (feno)

Cerdas Dalam Medaki da Menjaga Alam
Unisma-Fenomena Keadaan alam semakkin tua  dan alam akan semakin tidak ditemukan siapa yang akan merawatnya. Seminar yang dilakukan oleh UKM-Pecinta Alam RPA Ranti Pagar Aji Unisma memberikan doroangan kita sebagai manusia untuk lebih cinta pada alam, karena alam juga bagian dari manusia untuk hidup. Dan RPA yang dilakukan dengan adanya kegiatan hari ini dilaksanakan di Hall Usman Mansur 10/12/17. Walalupun acara ini rentetan dari acara Dies Maulidiyah yang ke 28, namun acara rentetan dari acara Seminar yang bertujuan jika menjadi seorang pecinta alam harus cerdas, dan  menjadi seorang pendaki harus cerdas. Ujar Faridatul Masadah selaku ketua umum dalam penyampaiannya pada saat sambutan.
Dengan tema yang di Ambil ­“Safety Principle To Be Smart Adventure” seminar ini juga sangat meriah dengan ramainya peserta, mungkin karena dengan  adanya para legenda pendaki gunung, dan pengalamannya tentang kehidupan luas tidak dapat diragukan lagi, pemateri yang didatangkan pada pagi ini adalah Gowed Hidayat Soviror Gunung Raung, Serka Asmujiono TNI Kopasus, Agung Siswanto kepala resort PTN, Trianko Hermanda Gimbal alas Indonesia, Viras sovivor Gunung Semeru. Dari banyaknya pemateri itu akan memiliki cara dan teknik berbeda-beda dalam mendaki namun cara menjalananya berbeda. 
foto:Iqbal (Feno)

Kegiatan seminar kali ini juga dimeriahkan oleh mahasiswa-mahasiswa yang di luar Unisma, bahkan ada salah satu yang dari luar Malang yaitu dari para pendaki di Jawa Timur yang tinggalnya di Sidoarjo. Serta ibu-ibu tua serta anak muda, pelajar, Antusias dalam seminar ini bukan hanya diisi oleh para instansi namun para siswa SMA dan mahasiswa mengikuti acara seminar adventure, untuk menjadi manusia yang cinta pada alam yang cerdas.
Karena seorang pecinta alam secara umum pendaki  bukan saja mendatangi tempat dan menikmati semesta alam atau melihat keindahannya alam saja akan tetapi para pencinta alam, yang biasanya dalam perjalannya gunung dan susai serta panjat tebing perlu juga dalam mendaki memperhatikan kerusakan alam, serta bisa menjaganya alam. RPA-Unisma juga pernah menjuarai lomba dalam pendakian gunung di Jawa Barat, diucapakan oleh Ibu Dr. Diah Susilowati selaku Biro keuangan dengan ucapan selamat pada anggota RPA-Unisma, dalam penyambutan serta pembukaan acara seminar pagi hari ini. 

Kegiatan ini juga tidak melalui proses yang sangat diperhitungkan dalam mengadakan acara yang dilakukan pada siang ini, acara seminar ini hanya dilakukan, dalam proses yang sangat sebentar dengan kisaran 35 hari, dari perencanaan awal samapai hari ini sebagai rentetan dies maulidiyah ke 28, yang pada hari Jumat 08/12 hatamul Al-Qur’an dan hari dengan kegitan seminar sebagai akhir dari pengurusan 2017. Serta acara ini akan ditutup dengan kegiatan pada malam hari nanti dengan hiburan musik. Dengan kesolidaritas teman-teman RPA untuk melakasanakan kegiatan ini bisa terlaksanakan, tidak ada kata sulit dan susah jika kita kerja Tim sebuah organisasi dengan gerogi saat diwawancarai ujar Bagus selaku ketua pelaksana diacara Seminar Adventure.

Dunia Jurnalistik Sebagai Pelurus Bangsa dan Peluang Kerja Mahasiswa

Unisma-Fenomena, kehadiran Evi Rachmawati Wartawan Kompas di gedung Usman Mansur, Universitas Islam Malang UNISMA, Fakutas Kaguruan dan ...