![]() |
alexas.com |
Apa itu kebebasan?
Oleh Iqbal
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
LPM Fenomena
“Zaman berubah, manusia berubah,
akademik bertambah, dan kehidupan hanya sebatas koin berputar dalam arena
tarung judi yang hanya menjadi tontonan para kaum borjuis yang menikmati wine
dan wishki dingin di pinggir pantai”
2017
angka yang cukup tua bagi bangsa ini yang telah merdeka sejak tahun 1945,
infrastruktur setiap tahunnya terus ditambah, para orang-orang besar pun ikut
lahir dan makan dari tanah air merah putih ini, istilah gemah ripah loh jinawi masih melekat dalam batin bangsa dan menjadi
identitas yang tak lekang dimakan panas
dan tak lapuk dimakan hujan,.
Lintas
luar negri semakin gencar-gencarnya membuka jalur menuju dunia baru bagi orang-orang
hebat untuk unjuk gigi terhadap dunia. Karya,usaha,harapan,dan doa turut
menyertai mereka yang tengah mengemban kata ‘perjuangan’ dalam bentuk apa pun
asalkan membawa nama baik bangsa dan negara.
Lantas
kemanakah itu semua? Rakyat kita masih sengsara, bangsa ini masih dipenuhi para
tikus-tikus bejat yang masih setia beranak-pinak di kolong meja para pejabat,
dari tahun ketahun masih kita temui para pengamen pengganggu jalan raya, para
pengemis yang membuat iba para orang pemilik hati tuk menyisihkan sedikit
rupiahnya untuk membantu menyambung hidup mereka, padahal kekayaan bangsa ini
adalah “hak segala rakyat” itulah bunyi yang tertuang dalam undang-undang dasar
1945.
Lantas
apakah itu hanya sebatas bulan? Pemanis bagi mereka yang setia merubah dan mengandemen
ulang apa yang telahbrlaku? Padahal bukti nyata dari peraturan yang baru saa
masih belum nampak, sudah merevisi yang sudah ada.
Rakyat
memang memerlukan apa yang namanaya keadilan, namun jika para pemimpin diatas
sana masih sibuk dengan mengubah dan mengobrak-abrik kata-kata dan lupa akan
tugasnya sebagai pengemban amanah rakyat, lantas apa itu pemimpin? Siapa itu
pemerintah?
Bukannya
kita selaku rakyat berhak menuntut hak-hak kita sebagai warga negara yang sah,
serta memiliki wewenang penuh untuk menagih janji-janji manis para pejabat
diatas sana.
Jika
zaman berubah, lantas apakah hak-hak rakyat juga harus berbanding terbalik?
Indonesia
boleh memiliki ribuan anak sehebat arjuna maupun secantik srikandi, namun kita
tidak bisa mengabaikan mereka yang masih menyandang status ‘sudra’ nya,
pemerintah boleh menyumbang dana lebih besar untuk kemenangan dan kemapanan
bangsa di kanca internasional, namun jangan sekali-kali lupa akan rakyat yang masih
setia terseok-seok dibawah, yang masih setia mengais butiran beras ditanah
untuk menyambung hidup.
Kita
bangsa yang lahir dari darah perjuangan para rakyat nya, bukan hanya dari darah
para pahlawannya saja, lalu jika pemerintah pura-pura tuli kepada para kaum
sudra tersebut, lantas bukannya itu malah terkesan sangat menipu?
Kebutuhan
bangsa ini akan perbedaan sangatlah penting sekaligus diperlukan dalam jangka
panjang serta harus secepatnya.
Lantas
perbedaan seperti apa yang dibutuhkan oleh bangsa indonesia? Hidup memang
dinamis, kebebasan hanya dimiliki dalam kata-kata saja dan tertanam dalam benak
mereka yang merasa menghirup arti dari kebebasan.
Namun
bisakah kebebsan itu bisa dinikmati oleh setiap insan yang menemai diri mereka
manusia?
Terlalu
banyak pertanyaan sehingga memicu keambiguan, dan para pejuang tengah
memperdebatkan apa yang dimaksud dengan keadilan serta mencari-cari apa itu
‘merdeka’ namun karna terlalu banyak berkutat memperdebatkan teori mereka
seakan tuli dengan realita yang ada, mereka seakan enggan untuk menilik
kenyataan yang sebenarnya dan beralih menjadi seorang akademisi pencetus teori
saja.
Sungguh
sangat disayangkan akan hal ini, namun kita selaku mahasiswa pemerjuangan lidah
rakyat, serta tulang punggung bangsa untuk kedepannya, calon penggubah dunia
agar menjadi lebih baik lagi. Diharuskan untuk semakin jeli dalam memilah dan
memilih apa yang terbaik bagi kehidupan, seyogyanya jangan hanya mementingkan
nasib sendiri yang berasal dari tanah perantauan melainkan juga harus membuka
skemata yang lebih luas akan arti hidup yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar