Smainus-Fenomena. Di manapun kita berada, selalu ada tempat untuk
belajar. Dimana langit berpijak maka bumi tetap diinjak. Ketika sudah sangat
banyak tempat belajar terutama dalam lingkup mahasiswa dan lingkungan kampus
itu sendiri, maka saat itulah kita akan menentukan. Ingin mengembangkan diri
atau tetap memilih aman dengan tidak mengambil kesempatan untuk belajar lagi. Dengan
bertebarannya wadah untuk kita belajar saat ini, diantaranya Gubuk Sastra yang
memberi kesempatan besar bagi siapa saja yang ingin berproses dan belajar bersama
serta tidak membatasi anggotanya dengan latar belakang pendidikan atau asal, maka
sangatlah disayangkan jika kita melewatkan kesempatan tersebut.
Gubus Satra sendiri adalah sebuah komunitas belajar yang
menyatakan dirinya sebagai komunitas independent
atau tidak terikat secara struktural dengan instansi manapun. kali ini Gubuk Sastra
mengadakan giat untuk merayakan hari jadinya yang pertama, dengan mengangkat tema
“Membangkitkan Jiwa yang Mati”. Membangkitkan jiwa-jiwa yang tidak bergerak dan
tidak mencintai proses untuk mengembangkan potensinya. Padahal sastra adalah
hal yang cukup menyenangkan. Selain itu, sastra juga mampu memberikan sisi edukasi
yang cukup besar dalam kehidupan kita, dan juga memberikan pengaruh bagi setiap
jiwa untuk bisa mengembangkan diri. Acara ini bertujuan untuk memberikan kontribusi
terhadap potensi setiap jiwa yang ingin mengembangkan diri dalam menggeluti
sastra. Ujar Sirot selaku Mc sekaligus salah satu satu bagian dari keluarga
besar Gubuk Sastra.
Diumur yang masih cukup muda ini, Gubuk Sastra sudah
berkomitmen untuk menghasilkan karya-karya, dimana karya tersebut memiliki
nilai yang bermanfaat dan mampu melebur kedalam carut marut kehidupan dewasa
ini. Karena dengan adanya wadah belajar atau komunitas sastra seperti ini, anggota
bukan hanya bisa mengembangkan kemapuan dirinya sendiri (idealis) tapi juga dikembangkan dan diterapkan pada lingkungannya (Sosialis). Karena
setiap ilmu dan pengalaman yang sudah kita miliki, akan percuma jika tidak kita
bagi kepada mereka yang membutuhkannya. ucap Zainal Arifin salah satu panitia
acara sekaligus anggota Gubuk Sastra.
Acara ini dibuka oleh penampilan dari siswa SMAINUS.
Penampilan yang disuguhkan tidak kalah dari teman-teman mahasiswa yang mendominasi
penampilan malam itu. Penampilan musikalisasi puisi yang dibawakan oleh siswa
SMAINUS itu dikombinasikan dengan tarian balet khas budaya Indonesia, hal ini
memberikan pandangan baru dalam sastra modern. Pembacaan puisi dari salah satu
siswa tersebut mampu memberikan antusias kegembiraan kepada undangan dan
penonton yang hadir.
Walapun saat acara Gubuk Sastra ini hujan tidak
henti-hentinya mengguyur, Panitia Gubuk Sastra sangat bangga karena acara
tersebut dihadiri oleh mahasiswa baru dan juga sarjana muda, serta mahasiswa S2
yang ikut larut menikmati malam sastra dalam memperingati satu tahun Gubuk
Sastra ini. Penampilan akustik dari teman-teman Pendidikan Bahasa Inggris
Unisma juga menghangatkan malam yang mulai dingin. Lagu demi lagu dibawakan
oleh Akmal dan kawan-kawan. Lagu yang mampu menghipnotis para undangan serta
mahasiswa yang mendominasi penonton dalam acara yang diadakan oleh komunitas
Gubuk sastra.
Gubuk Sastra sendiri menampilkan dua konsep
teatrikal puisi yang berbeda. Konsep yang dibawakan oleh anggota Gubuk Sastra
ini tidak terlalu jauh dari kata “kematian”. Kematian yang diolah dan
dikembangkan menjadi suatu penampilan yang cukup bermakna. Kematian akan jiwa
generasi bangsa yang seharusnya mampu membawa perubahan positif di negri ini. Kematian
akan jiwa yang terlalu lama larut akan nikmat dunia, sehingga lupa dengan
tantangan yang harus dihadapi kedepan.
Harapannya setelah komunitas ini berumur satu tahun,
Gubuk Sastra bisa menjadi sebuah komunitas yang mewadahi setiap anggotanya
untuk mengembangkan sastra, khususnya di lingkungan kampus sehingga mahasiswa yang
dikenal sebagai generasi perubahan ini mampu memahami sastra lebih dalam lagi, mengaplikasikannya
dan membawa manfaat serta membawa nilai-nilai positif untuk lingkungan
disekitarnya. ujar mahasiswa Unisma yang sekaligus ketua umum Gubuk Sastra.
Oleh : Akhmad dan Hasbi
Oleh : Akhmad dan Hasbi
Semoga sukses ke depannya
BalasHapusSemoga sukses ke depannya
BalasHapus