Sabtu, 25 November 2017

Puisi Yarussalayim

derintarih.com 
Karya : A. Rizkiyah
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Angkatan 2017

Wajah itu tua penuh luka
Tapi tubuhnya berjubah seratus baja
Sampai menahan kerak derita.
Tetap berdiri di atas pegunungan Yudea
Mungkin saja ia memang dikutuk sejarah
Tinta bercerai hitam mencatatnya
Bumm...
2 kali masa penghancuran tak terhindarkan panah-panah
Tombak melayang mengudara
Teraksara 23 kali dalam pengepungan
Siasat bola-bola hitam pekat menghitam menghambur tanah
Guncang... dalam 52 kali penyerangan hingga jerit tak terperikan
Itulah suara 44 kali direbut lalu dikembalikan.
Mukanya makin usang meneguk darah Ia menangis pada laut Mediterania dan laut mati temannya
Pernah ia ,emjuntai senyum dahulu kala disaat Saladin berkata kepada Richard si hati singa, "Yarussalem miliki kami seperti juga kami miliki kalian".
Pada perang salib ketiga keluarga Abrahamic bergendang tangan tanpa resah
Tanpa rumput pun tahu
Bahwa kini Ia dibenamkan derita.

Selasa, 21 November 2017

Seminar Nasional Tantangan Bahasa dan Sastra Indonesia Generasi Milenial



Seminar Nasional Tantangan Bahasa dan Sastra Indonesia Generasi Milenial


Foto: Rudi H

Unisma, Fenomena. Kegiatan seminar yang dilakukan oleh Himpunan Jurusan Prodi Bahasa Sastra Indonesia dan kegiatan seminar nasional ini juga berkolaborasi dengan Pascasarjana. Dalam menyukseskan acara pada Selasa 21/11/17, dilaksanakan di Hall Usman Mansur meriahnya seminar ini sangat penuh serta antusias mahasiswa Bahasa Sastra Indonesia, namun bukan hanya dari jurusan yang ikut serta, di luar jurusan Bahasa Sastra Indonesia ikut mendatangi. Seminar yang diangkat kali ini bertemakan “Tantangan Bahasa dan Sastra Generasi Milenial”, dengan tujuan bahwa pada era sekarang bahasa dan  sastra Indonesia menjadi Tantangan dikarenakan  maraknya perkembangan zaman terutama digitalisasi. Sehingga kegiatan seminar ini dapat memberikan sebuah pandangan baru serta memberikan sesuatu cara bagaimana menyikapi perkembangan zaman ini dengan terus melestarikan budaya kita, khususnya di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Dengan pemateri yang sudah arif dalam perkembangan bahasa dan sastra yaitu Prof. Dr. Djoko Saryono, M. Pd. Serta pemateri kedua Jamal D Rahman Pimred Majalah Horison sekaligus Sastrawan. Dengan adanya kedua pemateri yang sangat berpengalaman dalam bahasa dan sastra Indonesia, dapat memberikan pandangan baru pada dunia bahasa dan sastra Indonesia, serta dalam dunia pendidikan memberikan aroma baru, serta memberikan cara baru dalam  mendidik peserta didiknya. Serta generasi bangsa mampu melestarikan bahasa dan sastra Indonesia karena, bahasa dan sastra adalah menjadi bagian dari budaya kita di Indonesia, serta tetap eksistensi dalam berbahasa Indonesia. Maka acara ini dengan resmi dibuka oleh pimpinan prodi bahasa pascasarjana Universitas Islam Malang Prof. Dr. Ir Agus Sugianto. St,. Mp.
Acara seminar ini banyak memicu pertanyaan dari dalam benak dengan tema yang diangkat, salah satunya peserta yang datang dari luar Unisma yaitu Bapak Yanto Dosen IKIP Budi Utomo Malang, berpendapat sangat apresiasi dengan adanya kegiatan seperti seminar bahasa sastra indonesia, untuk memperluas pengetahuan mahasiswa, karena pentingnya bahasa dan sastra, bahwa dengan sastra bapaknya berpendapat bahwa mahasiswa bisa berkarya dengan bahasa mahasiswa bisa memiliki cara mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Ujar Bapak Yanto yang datang sebagai peserta seminar nasional, ketika diwawancarai oleh anggota Lpm Fenomena, sambil mendengarkan apa yang disampaikan oleh Pak Djoko Saryono tentang generasi milenial.

Foto: Rudi H

Pertanyaannya Apa Generasi Milenial Dalam Pandangan Kedua Pemateri 
Generasi milenial ialah manusia yang lahir pada tahun 90an, dan bisa dikatan juga generasi Z, dan di Indonesia ada 3 generasi salah satunya ialah generasi milenial dan generasi bunga, yang tidak memiliki pemikiran sebentar dalam melakukan hal yaitu persepsi dalam melakukan hal. Perubahan dahsyat yang mendasar yang sedang melanda dalam kehidupan kita. Bahwa dalam bahasa dan sastra memiliki perspektif dan persepsi serta, generasi sekarang memiliki mainan baru para era milenial yaitu google sehingga sumber pengetahuan bukan saja dari seorang guru. Hal ini menjadi ancaman bahasa dalam moral manusia dan menjadi sesuatu angin digital yang menjadi ancaman, yang melanda dalam kehidupan era milenial yang diistilahkan oleh Djoko Saryono terjadi tsunami digital, perubahan sekarang sangat luar biasa, khususnya dunia informasi sehingga bahasapun memiliki peran dan menjadi tantangan baru dalam cara tutur kepada sesama, yaitu bahasa yang digunakan dalam sosmed memiliki cara berbeda dengan wacana secara langsung. Ujar dalam penyampaiannya Prof Djoko Saryono.
Dinamika yang disayangkan pada abad ke 21 yang ditandai dengan internet serta yang memasuki era milenial, mengalami revolusi drastis yaitu revolusi digital, sehingga kita harus lebih berpikir keras tentang bagaimana kebudayaan kita, kemabali dengan eksistensi yang berbeda dengan menggunakan bahasa dan sastra indonesia, sebagai alat kita untuk bisa membumikan budaya kita, dalam perkembangan digitalisasi sehingga mampu beradaptasi dengan kemajuan, sehingga seorang dosen, guru mampu memanfaatkan kemajuan, tanpa mengurangi moral berbahasa serta lunturnya budaya Indonesia.
Serta perkembangan teknologi dapat memberikan dampak negatif pada manusia yang dianggap pada generasi milienial ini, menurunya rasa saling menghargai dan menghormati sangat miris dalam ajaran-ajaranya atau ideologinya, khususnya dalam ajaran Agama Islam. Sehingga generasi milenial pada zaman sekarang, meninggalakan cara-cara lama, dalam sikap serta dalam memperlakukan. Contoh pada sekarang banyak anak yang di dalam fitur/aplikasi gawaynya ada Alquran, akan tetapi beberapa oknum tidak peduli dengan itu semua itu, ketika tidak memiliki wuduh mereka akan tetap menggap tidak ada permasalahan, bahkan dalam kehidupuan sudah dijelaskan jika dalam Islam tidak diperbolehkan memegangnya. Hal itu memicu lunturnya budaya manusia, hal itu bagian dari substansi moral, budaya, yang hampir luntur pada era milenial. Khususnya pada generasi Y, yang sudah dicekoki dengan digitalisasi sejak dini. Serta dalam hal ini sebagai generasi milenial yang kita mampu membiasakan sesuatu hal yang baik, yang ada di masa lampau, maka harus memulai untuk meninggalkan sesuatu hal yang tidak relevan dengan kehidupan sekarang. Sehingga manusia butuh cara untuk beradaptasi dengan perubahan namun tidak meninggalkan kebiasaan yang baik pada masa lampau untuk dilestarikan dalam kehidupan kita sehari-hari, ujar Sastrawan sekaligus Pimred Majalah Horison.
Sehingga dalam membudayakan bahasa dan sastra Indonesia perlu juga seorang guru, dosen memberikan stimulus dalam proses belajar mengajar. Karena internet dan google tidak dapat memberikan cara efektif dan memotivasi, sehingga efektifitas membudayakan bahasa dan sastra Indonesia lebih bermakna dalam memberikan pembelajaran. Peran seorang guru atau dosen membantu perkembangan dalam membudayakan bahasa dan sastra indonesia di era milenial sangat diperlukan. Sehingga hasil dalam pendidikan dapat ditentukan melalui hasil dari karya seseorang. Sauti Ningsih Dosen Bahasa dan Sastra UMM saat memberikan pertanyaan pada kedua pemateri.

Senin, 20 November 2017

Puisi Penantian

Gambar: The.exponets.com

Penulis: Heriani
Fakultas Ekonomi, Prodi Manajemen UIN Alauddin Makasar  

PENANTIAN 
Dak Dik Duk
Gemuruh bercampur aduk
Kwatir jua bahagia
padupadan dalam gelisah

Hasrat jadi saksi mata
Sambutan tangisan indah
Jejemari halus mengepal
Rupa mungil memerah

Ada daya jarak jadi batas
Waktu terkepal hanya doa ku rapal

Melesat bagaikan peluru gesit hitungan detik
Bugar jiwa raga
Ternanti.

 

Jumat, 17 November 2017

Puisi Romansa Lampu Merah

Gambar: jalan.setapak
Karya: A. Rizqiah 
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia FKIP-Unisma
Lpm Fenomena 
Romansa Lampu Merah 
Gadis  kecil tampak menari 
Dengan gaun merah menyal, merah sama  
Seperti lampu jalanan yang mengundangnya ini romansa Ia dan lampu merah itu.
Tak ada yang lebihsunyi selain malam, 
Hingga Ia memecahnya 
Lewat kricik koin saat terbentur dengan kaleng kecil 
Tak ada yang lebih gulita selain malam 
Hingga cahaya pengendara menerpa gaun merah sama,
Menari tari.
Si gadis kecil beriang mendepak peluh hingga usai riangnya 
Maka Ia berlalu..
Berjalan tertelan gelap 
Si gadis kecil bermata bening mengecap pahit.

Kamis, 16 November 2017

Puisi Juara 2 di Lomba Antologi puisi Lpm Fenomena

Sebelum Aku Menjadi Kesia-siaan yang Dibunuh Waktu

; Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
{1}
Ketika kecil aku riang bersekolah. Di sana aku mengenal abjad, angka, serta beragam garis. Bibirku dibuat  fasih mengeja. Tanganku dibentuk lihai menulis.

{2}
Ketika aku tumbuh menjadi anak-anak, aku masih riang bersekolah. Abjad-abjad menjelma  cerita-cerita yang dirindukan telinga. Angka-angka berkarib dengan rumus-rumus yang menghujani kepala. Garis-garis saling membangun menajamkan mata.

{3}
Ketika aku belia, aku tidak suka bersekolah. Otakku penuh lebat oleh pohon-pohon ilmu yang bercabang. Bibirku dirambati bahasa asing sebagai benalu yang mengusir bahasa ibu. Aku tenggelam dalam lautan teori dan buku. Sekolah tidak membantuku menemukan aku. Aku tersesat dalam diri orang lain. Dan aku membuat tersesat orang lain dalam diriku.

{4}
Ketika aku dewasa, aku mulai membenci sekolah. Sebagian disekelilingku bertahan hanya karena gelar dan ijazah. Sebagian yang lain memilih hilang lantaran tak cukup upah. Aku pun malu lantaran banyak guru yang hidup pada jantung berita. Ia yang mengajar kasar, bengis dan hanya menjual nama. Sedang guru lain memilih  tinggal di daerah terpencil yang rela bersaku kecil. Ia tak mengajar uluran tangan atau sekedar pandangan para penguasa.

{5}
Aku mulai menyadari bahwa aku harus membenarkan sekolah. Ialah rumah kedua yang membesarkanku. Ialah penerang yang menuntutku untuk tidak menjadi dungu. Akhirnya aku memilih pulang dengan menapaki jalan guru. Aku terus menanam dan menuai benih-benih ilmu. Hingga kudapati aku memang layak digugu dan ditiru. Sebelum aku menjadi kesia-siaan yang dibunuh waktu.
Malang, 05 Mei 2017, 13.30




BIODATA PENULIS

Nama Lengkap        : Dian Tri Lestari
Status                : Mahasiswi semester VIII, Jurusan Administrasi Negara,
 Fak.Ilmu Administrasi, Universitas Islam Malang
Alamat                : Jl. MT. Haryono XI G, No. 453 K, RT//RW.02/3, Kel.
 Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Malang 65144
E-mail/FB/IG            : deedyantry@gmail.com  / Dee Dyantry / @deedyantri
No. Hp                : 087759988670
Buku Antologi    : Setia Tanpa Jeda (Leutika Prio, 2011), Menjemput Pelangi (Quanta, 2013), Jomblo Istiqamah (Diva Press, 2014), dan Akhirnya Jodohku Datang (Rumah Pena Publishing, 2014)
Artikel yang Pernah Dimuat    : Bukan Manusia Biasa (Harian Surya, 2016), Menjadi Pemuda Masa Kini Itu (Harian Surya, 2016), 3 Jurus Mudah Berbagi Berkah Ilmu dengan Sesama (Harian Surya, 2016), Wisata Sapi di Nusa Pelangi (Harian Surya, 2016), Mencuri Puisi Aan Mansyur (Harian Surya, 2016), Ikhlaskan atau Halalkan Aku (Harian Surya, 2016)
Cerpen yang Pernah Dimuat    : Oen’s Special (Radar Malang, 2016), Lelaki Kunang-Kunang (Radar Malang, 2016)

PERDAMAIAN DIPERTUNJUKAN DI UNISMA


J:\WhatsApp\Media\WhatsApp Images\IMG-20171019-WA0000.jpg
Foto; Faruk
PERDAMAIAN DIPERTUNJUKAN DI UNISMA
Unisma-Fenomena. Sastra bagian dari kehidupan mahasiswa terutama dalam ruang lingkup kampus, sastra sebagai wadah mahasiswa dalam berproses dan menuaikan aspirasinya, menunjukakan kekreatifaanya melalui sastra. Pada kali ini kumuniatas Teater di Unisma memberikan kejutan ditengah caruk maruknya fenomena alam dalam krisisnya rasa kemanusian yang kita ketahui bersama di Rohingya, Teater Se-Unisma memberikan kejutan disiang hari Kamis (12/10/17), pada pukul 09:30 WIB, di Lapangan Voly melakuakan pementasan yang bertemakan “Perdamaian”, pementasan ini sangat diantusiaskan oleh banyak mahasiswa Unisma.
Bukan hanya dimeriahkan oleh mahasiswa pihak rektoratpun menonton acara yang bertemakan Perdamaian yang dikemas melalui sastra yaitu penampilan drama teater, yang diaktori oleh mahasiswa dan mahasiswa pegiat sastra teater di Unisma, yang ada 9 Sanggar Teater di Unisma, acara ini biasanya pementasa dilakukan setiap hari Rabu, dalam setiap minggu 9 Sanggar Teater di Unisma ini mengadakan gelar pemintasan yang disebutkan acara rutian Rabuan, pada pemintasan kali ini dilakukan bertujuan untuk pembukaan dan sekaligus memperingati hari perdamaian ujar Faruk salah satu aktor yang berperan sebagai antagonis, Ia Teater Bangkit di FKIP.
Tujuan dari penampilan untuk mengajak sebagai mahasiswa harus lebih memahami tentang fenomena pada sekarang ini, bahwa dalam cerita dipenampilan Teater tersebut mengangkat tentang perbedaan kelas, dalam tatanan sosial, yang menceritakan tentang kemerdekaan seorang kaum ploretar yang dirasakan, dan kemerdekaan seorang kaum hartawan.
Bahwa dalam tatanan kehidupan masyarakat dalam kemerdekaan ini tidak ada kesetaraan atau ke sama rata sama rasa, masih jauh dari kata merdeka dalam kalangan masyarakat kecil, yang di tampilkan oleh Teater 9 Sanggar Unisma.
Acara itu ditutup oleh pembacaaan puisi yang dibacakan oleh salah satu mahasiswa sekaligus aktor dalam pemintasan tersebut, yang sangat memberikan motivasi kepada semua mahasiswa yang menonton pementasan tersebut, bahwa dalam kehidupan perdamaian itu diperlukan dan samakan antara  kaum hartawan dan kaum petani atau rakyat kecil.

MERAJUT BINGKAI KELUARGA IMABSI 2017

Foto:Rudi H
MERAJUT BINGKAI KELUARGA IMABSI 2017
Malang-Fenomena. Keluarga ialah sebuah ikatan simbolik pemersatu sekumpulan manusia dalam bawah satu naungan yang sama namun akan lucu ceritanya jika anggota keluarga tidak kenal satu sama lain, maka pada hari sabtu tanggal 14 oktober 2017 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang (PBSI FKIP UNISMA) menyelenggarakan Ospek Jurusan (OSJUR) dengan tajuk “Merajut Keharmonisan Dalam Bingkai Keluarga PBSI UNISMA”.
Acara tersebut berlangsung sangat meriah meskipun dimulai dari pagi-pagi buta, namun itu tidak menyurutkan semangat dari pihak peserta, pendamping maupun pantia. Terbukti dari antusiasnya peserta dari membunyikan yel-yel setiap kelompok sebelum berjalan memasuki ruangan yang telah disediakan oleh panitia serta wajah-wajah para peserta yang tampak semangat sehingga memberikan aura-aura positif kepada berlangsungnya acara pagi hari sabtu tersebut.
Menjelang pukul 07:30 WIB, para tamu undangan dari berbagai Organisasi Mahasiswa Intra kampus (ORMAWA)  Fkip mulai berdatangan memenuhi tempat yang disediakan sehingga membuat suasana semakin nampak meriah dan tepat pukul 08.30 WIB para tamu undangan dari Dosen-dosen PBSI mulai memasuki ruangan tempat berlangsungnya Osjur tersebut.
Sambutan pertama berasal Dekan Fkip yang memang salah satu dosen PBSI  isi dari sambutan tersebut adalah harapan akan kinerja yang baik kedepannya dari seluruh mahasiswa Fkip Khususnya PBSI untuk menjaga hasil yang telah mereka capai hingga saat ini dan semoga kedepannya Pbsi semakin lebih baik.
Kemudian sambutan berikutnya berasalah dari salah satu dosen senior dari Pbsi yaitu Bapak Akhmad Tabrani yang pada siang itu dalam isi sambutannya berujar merasa terkenang akan saaat ia masih menjadi mahasiswa dulu, “ saya ingat saat dimana saya masih menjadi pendengar setia, pencatat setiap wejangan yang diberikan dosen saya setiap hari mengikuti Osjur dan TA sekaligus beberpa tahun kemudian menjadi salah satu panitia penyelenggara pada saaat itu dan saya yakin, bahwa salah satu dari kalian yang duduk didepan saya siang ini entah itu kapan, entah itu siapa, entah menggunakan cara yang bagaimana, entah itu dari golongannya siapa, dan bisa jadi pula salah satu panitianya kelak, akan berada di tempat saya berdiri sekarang, memberikan sambutan kepada para Mahasiswa Baru, membagi ilmunya kepada seluruh Warga Akademisi kampus dari berbagai macam golongan, saya yakin itu, bahwa kalian yang memang serius untuk menekuni hal positif entah itu yang saat ini semester satu, tiga, maupun lima dan tujuh pasti suatu saat akan menjadi penerus para Bapak-bapak yang berada didepan ini”
selanjutnya dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Jurusan (Kajur) Pbsi Bapak Moh. Badrih sekaligus mengisi materi pada siang itu yang berupa sistem perkulihan Pbsi serta pengenalan-pengenalan  beberapa dosen juga menjelaskan tentang Ke-Pbsian, sejatinya bagaiamana yang disebut sebagai  Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut.
Dan setelah itu acara Osjur tersebut diisi dengan pertunjunkan teatrikal puisi yang begitu apik dari dua Komunitas Sastra yaitu Gubuk Sastra (GS) dan Komunitas Lingkar Sastra (KLS), pertunjukan keduanya menghipnotis seluruh manusia yang mengikuti jalannya acara tersebut.
Kemdian serangkian berlangung dengan lancar hingga acara berakhir bagaimana semestinya, semoga kedeoannya Pbsi menjadi keluarga yang utuh,solid dan kompak dalam segala hal tidak berhenti berproses dan berkarya dalam berbagai bidang, dan semoga masih tetap setia mengharumkan nama Almamater kebanggaan kita di setiap mereka menjejakan kakinya disetiap mereka menorehkan prestasi juga karyanya dimana pun dan kapan pun, semoga Pbsi tetaplah Darah dan Rumahku di hati para penghuninya seperti Jargon yang selalu mereka dengungkan setiap hari. (IQ) 

UNISMA MALAM BERSHOLAWAT


Foto:Iqbal 
UNISMA MALAM BERSHOLAWAT
Malang-Fenomena. Malam jumat kali ini universitas islam malang (UNISMA) menggebrak dengan bersholawat ria dengan syubanul muslimin, acara tersebut berlangsung dimulai pukul 19.00 WIB namun atmosfer kemeriahan sudah dapat dirasakan sudah sejak sore tadi, para jamaah yang datang dari seluruh pelosok daerah berbondong-bondong ingin menyaksikan dan ikut memeriahkan acara “UNISMA BERSHOLAWAT” yang memang tidak hanya dikhususkan kepada mahasiswa melainkan untuk seluruh strata masyarakat yang ada.
Meskipun demikian semangat dari mahasiswa sendiri juga tidak kalah dengan para masyarakat yang telah memenuhi kampus sejak pukul empat sore, dapat dilihat dari bendera yang dikibarkan selain terdapat juga beberapa ormas islam juga terdapat beberapa bendera organisasi mahasiswa yang ikut andil memeriahkan jalannya acara tersebut.
Dengan adanya acara Unisma Bersholawat telah membuktika bahwa dari pihak kampus telah memfasilitasi para kaum intelektualnya untuk lebih mencintai sholawat seperti yang sempat di uatarakan oleh saudara Bom-bom salah satu pihak keamanan dari Syubanul Muslimin “kami berharap seteah adanya acara ini para mahasiswa lebih sadar lagi akan keindahan bersholawat, karena semakin hari nampaknya kecintaan kaum muda akan sholawat nampaknya menurun, maka dari itu, harapan kami dari pihak Syubanul Muslimin adalah semoga kedepannya para kaum-kaum terpelajar khususnya mahasiswa Unisma lebih mencintai sholawat karena semakin cinta para mahasiswa kepada sholawat maka semakin dekat pula lah mereka dengan allah dan rasulnya”.
Meskipun tempat yang digunakan adalah lapangan parkir belakang namun karena semakin membludaknya para jamaah penikmat sholawat maka lapangan tengah pun ikut dipadati oleh para jamaah dengan menonton lewat media proyektor yang berjumlah dua buah, meski demikian hal itu tidak justru mengakibatkan semangat para jamaah menurun, melainkan semakin malam area lapangan tengah tidak kalah meriahnya dengan lapangan belakang tempat panggung megah berada.
Uforia dari penikmat sholawat membuat susana semakin malam semakin meriah serta menebar aura positif dimana-mana terutama ketika bapak rektor Unisma Dr. Maskyuri M.Si beserta seluruh jajarannya diikuti dengan para habib-habaib dari syubanul muslimin memasuki area acara membuat para penikmat sholawat saling berteriak histeris, yang menunjukan betapa para jamaah sangat mengelu-elukan idolanya.
Semoga dengan berlangsung suksesnya acara unisma berholawat ini, kita selaku para kaum intelektual Universitas Islam Malang Unisma semakin sadar bahwa, kita akan sangat merugi apabila hanya mengedankan intelektualitas saja dan meninggalkan nilai-nilai luhur kerohanian seperti halnya sholawatan yang merupakan salah satu media kita untuk lebih dekat dengan sang pencipta serta kekasihnya yaitu Baginda Rasullah S.A.W
Dan semoga dari pihak kampus tidak bosan-bosannya untuk menyelenggarakan acara sedemikian meriahnya untuk mengingatkan kembali kepada kita selaku kaum intelektualnya bahwa semuanya perlu yang namanya agama dan hidup harus berlandaskan agama. (IQ)

OSJUR PRODI BAHASA INGGRIS

Foto Adi Irawan
OSJUR PRODI BAHASA INGGRIS
Unisma-Fenomena. Sabtu (14/10/17), dalam setiap ruang lingkup belajar mengajar terutama dalam ruang lingkup mahasiswa bahwasanya, untuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan teman baru memerlukan pengenalan dan memahami, tentang apa yang akan di jalani ke depannya, dengan pilihan jurusan yang dipilih, ini terlihat pada Prodi Pendidikan Bahasa Inggris PBI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Malang UNISMA. Mengadakan pengenalan apa Bahasa Inggris, mungkin saja akan ada mahasiswa baru MABA mengalami kebingungan bagaimana belajar bahasa Inggris.
Dengan adanya mahasiswa baru prodi Bahasa Inggris 2017, mengadakan Ospek Jurusan OSJUR, bertujuan untuk mengenali jurusan yang dipilih lebih dan memahami mekanisme dalam belajaar berbahasa Inggris di dalam kelas ataupun diluar kelas, dan terpenting bisa lebih mengenali teman seperjuangan se-angkatan 2017, bagaimana sebagai mahasiswa mampu mengembangkan dirinya, potensi Bahasa Inggrisnya, secara bersama-sama berproses dari nol dan bisa berbicara dengan sesama jurusan, terutma dengan angkatan yang sama, maka perlu saling mengenal satu sama lain, pada hakikatnya bahasa bukan warisan leluhur jika tidak banyak mengucapkan akan acap dalam menggunakan bahasa tersebut, terutama dalam Bahasa Inggris, perlu banyak berbicara agar terbiasa untuk menjadi bisa. Dengan ini dari ketua jurusan Bahasa Inggris mengangkat tema “Get Closer To Walk Further”. Tujuan dari ketua jurusan dengan adanya Ospek Jurusan yang bertemakan Get Closer To Walk Futher”, untuk lebih akrab antara teman seperjuangan,serta mengenali siapa yang akan mengajar dirinya nanti saat berada di dalam kelas, dan berharap kedepannya supaya Maba Bahasa Inggris dan Mahasasiswa Bahasa Iggris lainnya lebih mengenal satu sama lain dan bisa melahirkan tempat belajar yang sangat menyenangkan jika saling mengenal, ujar ketua jurusan Hainona Golia Izza.
Tujuan ini juga bukan hanya bisa mengenal antara teman seperjuangan namun tentang Prodi Bahasa Inggris namun tentang ESA juga, serta bagaimna sistem rencana studi yang akan diambil, sering disebut KRS sebagai mahasiswa itu harus bisa memprogram Kartu Rencana Studi yang akan ditempuh dalam persemester. Bahwa yang terpenting dalam ESA pula ada hibah beasiswa untuk mahasiswa yang membutuhkan, sebagai apresiasasi, bahwa bagaimana untuk mendapatkan beasiswa di prodi Bahasa Inggris, bahwa dalam program beasiswa ini bukan hanya diberikan pada mahasiswa dengan Cuma-Cuma akan tetapi, harus masih melalui proses dan dinilai dalam akademik, keaktifan dalam berbahasa Inggris serta memberikan kontribusi apa ESA, sehingga melalui proses tersebut pantaskah beasiswa itu diberikan selama satu semester.
Dengan adanya Ospek Jurusan ini akan memberikan edukasi baru yang sangat banyak kepada mahasiswa baru Bahasa Inggris, terutama pada pemula dan yang belum pernah memahami bahasa Inggris sama sekali, serta merasakan kebingungan, maka mahasiswa baru ini bisa bersosialisasi kepada dosen atau kepada ketua jurusan untuk meminta solusi, mengalami kesulitan dalam belajar bahasa Inggris, maka dengan bersamaan pula Pak Hamidin selaku ketua program jurusan memberikan motivasi dan cara bagaimana sebagai mahasiswa baru dapat memulai belajar Bahasa Inggris, untuk bisa, Ia hanya mengingatkan memberikan dorongan serta menganjurkan jangan pernah putus asa dalam belajar, teruslah belajar karena hasil tidak akan membohongi proses, serta dalam belajar perlu yang namanya stimulasi bagaimana sebagai mahasiswa harus lebih giat dan aktif di dalam kelas, karena dengan istiqomah tiada yang tidak mungkin dalam belajar itu, ujar dengan tegas Pak Hamidin.
Dengan antusiasnya mahasiswa baru wajah-wajah baru yang memiliki semangat baru berbaris dengan rapi dalam 10 kelompok yang dibentuk oleh panitia mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang ada ditatanan ketua jurusan yang di sebut Himaprodi Bahasa Inggris, peningkatan mahasiswa baru ini ada peningkatan dari tahun lalu.
Sampai siang hari semangat yang dibawanya dalam belajar bahasa Inggris seperti akan ada dan terciptanya genenrasi emas yang ada di prodi Bahasa Inggris Universitas Islam Malang, menjadi harapan bangsa sebagai seorang pendidik yang amanah dapat menciptkan pendidikan yang visioner. 

Sajak Kehidupan Kampus

Pixbay.Com
Karya 
Sendi Tio Alsi
Prodi  Pendidikan Matematika FKIP-UNISMA
Lpm Fenomena

  Sajak Kehidupan Kampus

 Berubah dan bangkit, Jauh lebih Indah dari pada diam dan hanya bermimpi tanpa melakukan tindakan apapun.

Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, ... dari mana kita belajar Ikhlas?

Jika semua yang kita Impikan segera terwujud,... dari mana kita belajar Sabar?

Jika setiap Do’a kita terus dikabulkan, ... Bagaimana Kita dapat belajar Ikhtiar?

 Seseorang yang dekat dengan Allah, ... bukan berarti tidak ada air mata. Seseorang yang tekun berDo’a, ... bukan berarti tidak ada masa-masa sulit dlm. hidupnya.

Tetap SEMANGAT.
Tetap SABAR. 
Tetap IKHLAS.
Tetap SYUKUR.
Karena kita sedang kuliah di UNIVERSITAS KEHIDUPAN. 
Orang yang Hebat,...TIDAK, dihasilkan melalui Kemudahan, Kesenangan, dan Kenyamanan.
Mereka dibentuk melalui "KESUKARAN", TANTANGAN, dan bahkan "AIR MATA" .      





Selasa, 14 November 2017

Pekan Karya Se-Jawa Timur Bso Teater Bangkit Serta Lomba Dan Sekaligus Disnatalis Ke XXVI



Gambar:blog.teater.bangkit.


Pekan Karya Se-Jawa Timur Bso Teater Bangkit Serta Lomba Dan Sekaligus Disnatalis Ke XXVI
Unisma-Lpm Fenomena. Kegiatan Hari Pembukaan sekaligus pekan karya se-Jawa Timur yang ke-V, serta bertepatan dengan disnatalis Teater Bangkit yang ke XXVI. Dengan tema “Karya Teman Bersenggama”, yang dilaksanakan oleh BSO Teater Bangkit Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universutas Islam Malang. Senin 13/11/17 Di Gedung Umar Bin Affan Ruangan Hall Usman Mansur. Pada pagi ini pembukaan serta sambutan disampaikan langsung oleh Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan FKIP, Dr. Hasan Busri, M.Pd,. sekalgus memberikan sambutan selamat datang kepada peserta yang mengikuti lomba teater se-Malang raya. Setelah dibuka kegiatan ini dengan harapan kepada semua elmen mahasiswa khususnya mahasiswa yang aktif di BSO Teater Bangkit, lebih kratif serta inovatif dalam mengembangkan kemampuannya dibidangnya yaitu teater. Serta menciptakan regenerasi yang cinta terhadap seni serta budaya yang ada di Indonesia. ujar Bapak Dekan Fakutas Keguruan Ilmu Pendidikan Unisma.
Setelah selesai pembukaan maka para peserta lomba diarahkan untuk mempersiapkan diri, untuk mempersiapkan dengan kelompoknya, menampilkan teater yang akan diikut sertakan lomba. Antusias serta semangat dari wajah-wajah baru yang baru tahu ke Unisma, sangat sumringah pada siswa/siswi yang rata-rata sekarang  masih duduk di pendidikan SMA. Dari perlombaan ini adapun tiga peserta lomba yang akan tampil hari ini yang diatur oleh penitia Sepertinya sangat semangat untuk menampilkan dan menujukkan dirinya kepada dewan juri, dengan wajah senang yang harapan bisa menghipnotis dewan juri, serta menjadi yang terbaik dari peserta lomba lainnya.
Sehingga heroik para aktor teater membangunkan suasana yang senyap pada awal lampu yang digelapkap, serta membuat para penonton dapat menikmati penampilan-penampilan yang dilakukan oleh para siswa/siswa dengan bakat teater serta penambilan berbeda-beda. Serta menghipnotis para dewan juri untuk mengamati untuk lebih sigap dan arif nantinya dalam menentukan pemenangnya. Bahkan ada salah satu juri salama penampilan dimulai bapak berambut panjang itu duduk di bawah sambil mengambil gaway untuk video, karena sangat memberikan padangan baru keindahan baru. Setelah kita mendatangi panitia dan bertanya bahwa itu ialah Romo Pambudi yang menjadi juri sekaligus pegiat sastra teater.
Lomba ini diadakan baru pertama kalinya, bahwa pada sebelum-sebelumnya tidak agenda lomba, dalam pekan karya yang menjadi agenda rutinan di BSO Teater bangkit ini saja yang dilakukan. Dengan dukungan teman-teman untuk memberanikan melaksanakan lomba teater se-Malang Raya. Dengan perhitungan yang sangat matang,  yang pada sebelumnya-sebelumnya belum pernah mengadakan lomba teater. Hal ini bertujuan untuk siswa yang sudah kelas III, mematangkan dirinya bisa mengembangkan kemampuan teaternya nanti bisa dilanjutkan di Kampus-kampus pada saat sudah berada di pendidikan yang lebih tinggi, ucap Ica mahasiswa semester V yang menjadi ketua penyelenggara lomba sekaligus ketua pelaksanaan acara Teater Bangkit.
Dalam kegiatan ini beberapa lomba yang diadakan serta mempersiapkan untuk memberikan hadiah dengan beberapa kategori pemenang lomba. Yang pemenang pertama akan mendapatkan uang pembinaan dan vandel serta sertifikat, untuk memberikan apresiasi kepada peserta lomba. Dan di dalam lomba itu juga ada beberapa kategori, yaitu ada pemenang kategori terbaik tim, ada pemenang kategori terbaik aktor, ada kategori sutradara terbaik, serta peserta terheboh dalam acara pekan karya ini akan mendapatkan hadiah juga. Maka dari itu penitia berharap kepada pemuda-pemuda, khusunya kepada mahasiswa untuk lebih bisa melestarikan budaya sendiri. Dengan cara pementasann-pementasan itu menjadi edukasi yang menarik untuk memperkaya diri dengan sastra serta budaya. Ketiaka naskah yang diambil memberikan nauasa tentang budaya, patriotik, serta pembelaan hak-hak yang harus dipertanggung jawabkan agar secara tidak langsung memberikan sebuah cara berkarya melalui sastra dengan teater salah satunya bisa berkarya.

Dunia Jurnalistik Sebagai Pelurus Bangsa dan Peluang Kerja Mahasiswa

Unisma-Fenomena, kehadiran Evi Rachmawati Wartawan Kompas di gedung Usman Mansur, Universitas Islam Malang UNISMA, Fakutas Kaguruan dan ...